Sabtu, 27 April 2013

Nama - nama Yang dilarang Dalam Islam

Nama - nama Yang dilarang Dalam Islam

Bismillahirrahmanirrahim..

[Gabungan Nama]

Memang ramai yang suka menggabungkan nama suami dan isteri tetapi adakah ia menghasilkan makna yang baik? Ketahuilah nama juga merupakan gambaran bagi sifat, gaya hidup dan pemikiran kedua ibu bapa seseorang.

Nama seperti Rozana, Suzana atau yang menggunakan nama ‘zana’, bunyinya sedap sekali tapi maknanya ‘berzina’ atau pun nama ‘wati’ yang bererti ‘bersetubuh’. Jadi elakkanlah menggunakan nama-nama tersebut.

Di dalam perawatan Islam juga terdapat beberapa nama yang sebaiknya dielakkan untuk diberikan kepada putera-puteri anda kerana maknanya yang tidak elok, buruk dan boleh mendatangkan masalah di kemudian hari. Hindarilah agar tidak bertembung dengan nama-nama jin. Contohnya;

1. Balqis – ketua jin

2. Qistina/Kistina – penghulu jin

3. Najwa – bisikan

4. Zaqwan/Zaquan – anak jin

5. Haikal/Haiqal – tengkorak

6. Badrisha/Badlisha/Herisha

Anak-anak ini bermungkinan akan menimbulkan banyak masalah, seperti sering sakit, berpenyakit ‘berat’ dan kronik, degil, kerap menangis, memberontak, hiperaktif dan sebagainya.

________________________________________________________________

[Nama-Nama Yang Dilarang Dalam Islam]

Berikut adalah sebahagian daripada nama-nama lain dalam Islam yang harus dielakkan dan dihindari bagi menamakan bayi anda:

A
Abiqah Hamba yang lari dari tuannya
Abkam Tidak celik, buta
Afinah Yang bodoh
Amah Hamba suruhan perempuan
Asiah Wanita yang derhaka
Asyar Paling jahat
Asyirah Yang tidak bersyukur atas nikmat
Aznie Aku berzina
B
Baghiah Yang zalim, jahat
Bahimah Binatang
Bakiah Yang menangis, merengek
Balidah Yang bodoh, bebal
Baqarah Lembu Betina
Batilah Yang batil, tidak benar
D
Dabbah Binatang
Dahisyah Goncang, stress
Dahriyah Yang mempercayai alam wujud dengan sendirinya
Dami’ah Yang mengalir air matanya
Daniyah Yang lemah dan hina
Darakah Kedudukan yang rendah
F
Faji’ah Kecelakaan
Fajirah Yang jahat, yang berdosa
Fasidah Yang rosak, yang binasa
Fasiqah Yang jahat, si fasik
Fasyilah Gagal, kalah
G
Ghafilah Yang lalai, yang leka
Ghaibah Hilang
Ghailah Kecelakaan, bencana
Ghamitah Yang tidak mensyukuri nikmat
Ghasibah Perampas, perompak
Ghawiah Yang sesat, yang mengikut hawa nafsu
H
Haqidah Yang dengki
Hasidah Yang hasad
Hazinah Yang sedih
Huzn Kesedihan
J
Jafiah Yang tidak suka berkawan
Jariah Hamba suruhan perempuan
K
Kafirah Yang kafir, yang ingkar
Kaibah Yang sedih
Kamidah Yang hiba, yang sangat berduka
Kazibah Pendusta, pembohong
Khabithah Yang jahat, yang keji
Khali’ah Yang tidak segan silu, mengikut hawa nafsu
Khamrah Arak
Khasirah Yang rugi
Khati’ah Yang bersalah, yang berdosa
L
Laghiah Sia-sia, tidak berfaedah
Lahab Bara api
Lahifah Yang sedih, menyesal dan dizalimi
La’imah Yang tercela
Lainah Yang terkutuk
M
Majinah Yang bergurau senda tanpa perasaan malu
Majusiah Agama menyembah api atau matahari
Maridah Yang menderhaka
Munafikah Yang munafik
Musibah Celaka, bencana, kemalangan
N
Najisah Yang najis dan kotor
Nariah Api
Nasyizah Yang menderhaka dan melawan suami
Q
Qabihah Yang buruk, hodoh
Qasitah Yang melampaui batasan dan menyeleweng dari kebenaran
Qatilah Pembunuh
Qazurah Kejahatan, perzinaan
R
Rajimah Yang direjam, yang dilaknat
Razani Kepala zakar lelaki
Razi’ah Kecelakaan, musibah
Razilah Yang keji dan hina
S
Safih Insan Manusia bodoh
Safilah Yang rendah dan hina
Sahiah Yang pelupa
Sharrul / Sharru Jahat
Sakirah Pemabuk
Sakitah Yang jatuh, yang hina, yang jahat
Syafihah Yang bodoh
Syani’ah Yang buruk
Syaqiyah Yang menderita
Syaridah Yang diusir
Syariqah Pencuri
Syarisah Yang buruk akhlak
Syarrul Bariyyah Sejahat-jahat manusia
Syatimah Maki hamun
T
Tafihah Karut
Talifah Yang rosak, yang binasa
Talihah Yang tidak baik
Tarbiyah Yang papa kedana
Tarikah Anak dara tua
W
Wahiah Yang lemah, yang jatuh, yang buruk
Wahimah Yang lemah
Wahinah Penakut
Wailah Bencana, keburukan
Wajilah Penakut
Waqi’ah Pertempuran dalam peperangan, umpatan
Waqihah Yang kurang sopan dan malu
Wasikhah Yang kotor
Wasyiah Yang mengumpat, yang mengadu dombakan orang
Wati/Waty Nama Hindu/tiada makna
Wathy / Wathi Bersetubuh
Y
Yabisah Yang kering, yang sedikit kebaikannya
Yaisah Yang berputus asa
Z
Zalijah Kebinasaan
Zalilah Yang hina
Zalimah Yang zalim
Zaniyah Penzina, pelacur
Zufafah Racun pembunuh

Video ulasan dari Ustaz Sharhan.
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=T64-HDbb7MQ

Selasa, 23 April 2013

ANAK SHOLEH YANG MANDIRI

ANAK SHOLEH YANG MANDIRI

Kalo anak-anak kita terbiasa hidup enak, nyaman, serba kecukupan, serba mudah dan serba dilayani seringkali membentuk kepribadian yang manja, kurang mau berusaha, mudah putus asa, dan kurang tangguh dalam menghadapi kehidupan. Belum lagi kini banyak tontonan yang tidak bermutu apalagi mendidik, banyak mengambil tema horor, hantu-hantuan, tanpa disadari bisa membuat anak menjadi berjiwa penakut bahkan yang lebih parah lagi ketakutan itu bukanlah kepada Allah, tetapi kepada makhluk

Yang balita mungkin banyak yang masih takut masuk kelas, takut berpisah dari ibunya, menangis karena dinakali oleh temannya dan lain-lain. Anak yang lebih besar barangkali menghadapai masalah takut kepada kakak kelas yang galak saat Masa Orientasi Sekolah, takut karena belum memiliki teman, cemas karena menghadapi situasi yang baru yang bukan tidak mungkin sangat berbeda dari sekolah sebelumnya.

Bunda, amatlah penting untuk mengenalkan Allah sejak dini kepada putra-putri kita, dan memberikan pemahaman bahwa hanya Allah sajalah yang pantas kita takuti sekaligus juga hanya Allah sajalah tempat kita meminta apapun, termasuk juga pertolongan.

Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan bahwa pernah suatu hari ia naik di belakang Rasulullah saw. lalu beliau berkata kepadanya :

Anakku, aku ingin mengajarimu beberapa kalimat. Jagalah Allah, maka dia akan menjagamu. Jagalah Allah, maka kamu akan mendapatkanNya berada di depanmu. Jika kamu meminta, maka mintalah kepada Allah. Jika kamu meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa jika seandainya umat bersepakat untuk memberi manfaat kepadamu maka mereka tidak akan mampu memberikan manfaat kecuali yang telah ditetapkan Allah SWT untukmu. Dan jika seandainya mereka bersepakat untuk mencelakakan kamu, maka mereka tidak akan mampu mencelakakan kamu kecuali jika hal itu memang telah ditetapkan olehNya. Pena telah diangkat ( ungkapan yang berarti bahwa semua ketentuan telah dituliskan sebelum penciptaan ) dan lembaran buku telah kering ( Ungkapan bahwa penulisan takdir telah usai)
( Hadits ke sembilan belas dari hadits Arba?iin an Nawawiyyah)

Sabtu, 13 April 2013

Hamil Setelah Melahirkan, Kok Bisa?

Hamil Setelah Melahirkan, Kok Bisa?

Beberapa orang kemudian hamil lagi padahal baru saja beberapa bulan melahirkan. Jangan kaget ya, Bun, hal ini bukan hal yang aneh dan sangat normal terjadi.

Pasca melahirkan, pada umumnya wanita akan mengeluarkan darah layaknya sedang haid, yang lebih dikenal dengan masa nifas. Sebenarnya pada masa ini yang terjadi adalah pembersihan dinding rahim yang mengeluarkan jaringan sisa-sisa plasenta. Masa nifas ini berlangsung kurang lebih 6 minggu atau 40 hari lamanya. Namun, kita perlu tetap berhati-hati karena walaupun kita dalam masa nifas, bukan berarti kita tidak subur.

Kemudian kapan wanita masuk dalam masa suburnya lagi?

Pada umumnya, mereka yang memberikan ASI eksklusif mengalami menstruasi lagi sekurang-kurangnya 6 minggu setelah melahirkan, dan adapula yang mengalaminya setelah 8-10 minggu. Nah, bila dihitung, sebulan setelah melahirkan, Anda sudah masuk pada masa subur.

Apakah masa subur ini akan datang teratur?

Tentu saja, tetapi khususnya bagi Anda yang memberi ASI eksklusif pada bayi, masa subur akan datang teratur setelah 12-18 bulan. Hal ini dipengaruhi oleh adaptasi tubuh setelah melahirkan, yang tak bisa berubah cepat saat itu juga.

Nah, kok bisa setelah melahirkan hamil lagi?

Karena menstruasi dialami setidaknya 6 minggu setelah melahirkan, memang ada kemungkinan wanita hamil lagi setelah melakukan hubungan intim (pasca melahirkan). Masa subur pada umumnya terhitung 14 hari sebelum menstruasi hari pertama. Jadi apabila Anda ingin mencegah kehamilan pasca melahirkan, lebih baik menggunakan alat kontrasepsi pada masa subur saat berhubungan intim dengan suami, terutama 21 hari setelah melahirkan.

Senin, 04 Maret 2013

NASEHAT UNTUK IBU & AYAH

NASEHAT UNTUK IBU & AYAH

Anakmu suka berdusta ; anda terlalu ketat mengevaluasi perbuatannya.

Anakmu tidak punya rasa percaya diri ; anda tidak memberikan dorongan kepadanya.

Anakmu lemah dalam bicara ; anda jarang mengajaknya berdialog.

Anakmu mencuri ; anda tidak membiasakannya untuk memberi dan berkorban.

Anakmu pengecut ; anda terlalu memberikan pembelaan kepadanya.

Anakmu tidak menghormati orang lain ; anda tidak bicara dengan kelembutan kepadanya.

Anakmu selalu marah-marah ; anda tidak memberikan pujian kepadanya.

Anakmu pelit ; anda tidak menyertakannya dalam berbuat.

Anakmu suka jahat kepada orang lain ; anda kasar kepadanya.

Anakmu lemah ; anda menggunakan ancaman dalam mendidiknya.

Anakmu cemburu ; anda mencuekkannya.

Anakmu mengganggumu ; anda tidak mencium atau mendekapnya.

Anakmu tidak mau patuh kepadamu ; anda terlalu banyak permintaan.

Anakmu cemberut ; anda sibuk terus.

Anakmu adalah amanah yang harus dirawat dan dididik dengan baik.

(DR. Thariq al Habib)

Kamis, 28 Februari 2013

Mengapa Balita Senang Menguji Kesabaran Orangtuanya?

Mengapa Balita Senang Menguji Kesabaran Orangtuanya?

Mengapa Balita Senang Menguji Kesabaran Orangtuanya?

 Masa kanak-kanak adalah salah satu masa untuk belajar dan mengenal hal-hal yang terjadi di sekitar mereka. Namun terkadang, sulit sekali untuk mengajarkan anak-anak apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan. Mereka seringkali bersikap melawan dan sulit untuk diajak bekerjasama.
Jika dilarang untuk melakukan sesuatu, anak -anak biasanya akan tetap melakukannya atau bersikap tidak patuh. Apa yang menyebabkan mereka tidak patuh dan sering mentes kesabaran orangtuanya? Bagaimana agar sang buah hati mau mendengarkan Anda?

Berikut adalah cara-cara untuk mengatasi anak yang bengal menurut psikolog perkembangan anak, Sussane Ayers Denham seperti dikutip dari baby centre:
  1. Buah hati Anda tidak bermaksud membangkang ataupun melawan apa yang Anda sampaikan.
    Si kecil biasanya hanya mengetes orangtuanya, namun bukan dalam konotasi yang negatif. Anak hanya berusaha untuk menyesuaikan diri dengan tata cara dan peraturan yang terdapat dalam keluarganya, mereka masih dalam tahap transisi dan membutuhkan orangtua yang dapat mengajarkan dan memberi contoh kepada mereka. Hal ini mereka lakukan agar dapat terus menjalankan perintah tersebut ada ataupun tidaknya sosok orangtua di sekeliling mereka. Dalam proses tersebut, Anda harus mengajarkan kepadanya mengapa peraturan itu harus dilakukan dan apa manfaat peraturan tersebut untuknya. Hal ini tidak akan berjalan dengan mudah dan tentu saja harus diawasi dengan baik agar berjalan dengan sempurna.
  2. Anak tidak mau mengalah begitu saja terhadap orang tuanya.
    Poin kedua ini terjadi karena menurut mereka, mendengarkan dan mengikuti begitu saja keinginan orangtua berarti mereka kalah dalam persaingan tersebut. Jadi memang sebagai orangtua, Anda harus banyak bersabar ketika menghadapi perlakuan anak yang suka melawan atau tidak menurut.
  3. Balita cenderung ingin tahu seberapa jauh batasan larangan ataupun perintah Anda.
    Mereka ingin mengetahui seberapa jauh larangan yang Anda berikan kepadanya. Apakah jika mereka makan sambil menonton televisi akan langsung mendapatkan hukuman dari orangtuanya, atau hanya jika mereka tidak menghabiskan makanan apabila mereka makin sambil menonton televisi. Mereka hanya ingin tahu dan menginginkan jawaban dan batasan yang jelas dari perintah Anda.
  4. Anak menginginkan bimbingan dari orang tuanya sepanjang waktu.
    Balita ingin agar orangtua mereka selalu membimbing dan menemani mereka setiap waktu. Menghabiskan waktu dan mengerjakan hal-hal bersama orangtuanya serta mendapatkan pelajaran yang berharga setiap saat dalam hidupnya, sebenarnya disukainya.
Jadi, sebenarnya yang mereka lakukan bukanlah untuk membangkang dan melawan perintah Anda. Menurut anak-anak lebih baik mengetes dan mengetahui apa yang diinginkan orangtuanya ketimbang berbohong dan melakukan larangan tersebut di belakang Anda. Daripada kecewa akan ketidaktaatannya, lebih baih jika Anda mengatasinya dengan pola pikir yang berbeda.
Buatlah batasan yang jelas dalam larangan Anda dan atasi situasi tersebut dengan mencegah tindakan-tindakan pembangkangan mereka. Contohnya, jika Anda tidak menginginkan ia memainkan koleksi kristal kesayangan Anda, maka letakkanlah koleksi kristal tersebut pada lemari yang jauh dari jangkauannya dan jangan lupa untuk mengunci lemari tersebut. Begitu juga dengan buku-buku koleksi kesayangan Anda, daripada terus menerus mengatakan hal yang sama agar mereka tidak memainkan buku tersebut, pindahkan saja buku-buku tersebut ke bagian lemari yang lebih tinggi yang berada jauh dari jangkauan mereka.
Belajarlah untuk mengurangi pertengkaran yang tidak perlu dengan sang buah hati, dan tingkatkan selera humor Anda. Karena dalam melakukan aksi melawan orangtuanya, anak-anak sering bertingkah konyol namun terampil untuk mengelabui Anda.

Redaktur: Tata Rifa
Sumber: wolipop

Selasa, 26 Februari 2013

Kenali gejala tersembunyi kanker ovarium

Kenali gejala tersembunyi kanker ovarium

Kanker ovarium adalah penyakit berbahaya yang seringkali mengejutkan wanita. Hampir sama dengan kanker payudara, kanker ovarium juga bisa disebut sebagai 'silent killer', yaitu penyakit yang membunuh secara diam-diam. Untuk memastikan agar diri Anda selamat dari kanker ovarium, pastikan untuk mengenali gejala tersembunyinya.

Dr Shruti Bathia dari Action Cancer Hospital, New Delhi, menjabarkan beberapa gejala tersembunyi kanker ovarium, seperti dilansir oleh Health Me Up (22/02).

1. Tekanan atau rasa sakit yang terus-menerus pada bagian perut, pelvis, punggung, atau kaki.

2. Perut yang membengkak atau terasa kembung terus-menerus.

3. Kesulitan makan atau susah merasa kenyang.

4. Mual, muntah, kelainan pencernaan, rasa kembung, serta mengalami konstipasi.

5. Merasa sering kecapekan setiap waktu.

6. Kebiasaan pencernaan yang berubah, bisa jadi pola makan, buang air besar, dan sebagainya.

7. Berat badan yang turun atau naik secara drastis, tanpa alasan.

8. Napas yang semakin pendek.

9. Lebih sering buang air kecil.

10. Pendarahan pada vagina yang tak biasa, misalkan ketika menstruasi, atau menopause.

Jangan takut jika Anda merasa perut tiba-tiba bermasalah. Bisa jadi itu masalah lambung. Namun jika semakin banyak gejala di atas yang Anda alami, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
(merdeka/25/2/13)

Senin, 25 Februari 2013

Mitos jus jambu Obat demam Berdarah, Benarkah?

Ghiboo.com - Salah satu pengobatan untuk penderita demam berdarah (DBD) adalah mencegah terjadinya dehidrasi.
Kekurangan cairan justru memperparah kondisi penderita dan menimbulkan gangguan kesehatan lainnya, seperti diare.
Menurut dr. Muzal Kadim, Sp.A(K) dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Sub Spesialis Gastroenterology Anak, pengonsumsian jus jambu klutuk yang diyakini sebagai 'obat' DBD justru memperparah tingkat dehidrasi.
"Jus jambu atau jus apel memiliki osmolaritas (tingkat kepekatan untuk menarik air) tinggi. Hal ini akan memperparah tingkat dehidrasi tubuh dan akhirnya muncullah diare," jelas dr. Muzal ditemui dalam acara Pocari Sweat beberapa waktu lalu.
Dr. Muzal menambahkan, pengonsumsian jus jambu sebagai obat DBD agak salah kaprah. Banyak masyarakat percaya bahwa jambu klutuk ampuh menaikkan jumlah trombosit darah. Namun bukan berarti jus jambu tidak bermanfaat bagi kita.
"Jambu itu tidak menaikkan trombosit darah. Namun, jambu memiliki vitamin C tinggi, yang berguna memperbaiki daya tahan tubuh melawan virus dengue (penyebab DBD). Trombosit penderita DBD akan naik secara perlahan dengan sendirinya," tambahnya.BACA JUGA:

Rabu, 20 Februari 2013

6 Sayuran Yang Baik Untuk Bayi Anda

Sayuran Yang Baik Untuk Bayi
Agar bayi lebih bersahabat dengan sayur, selepas masa ASI ekslusif 6 bulan, kenalkan sayuran dulu sebelum buah-buahan. Sumber vitamin dan mineral yang rasanya hambar ini akan terekam dalam memori bayi. Bila dia diberi buah yang rasanya manis terlebih dahulu, umumnya akan menolak sayur yang diberikan belakangan. Inilah sayuran yang umum diberikan untuk bayi usia 6-12 bulan.

1. Seledri. Sayuran ini umumnya digunakan sebagai penambah cita rasa makanan, misalnya saat membuat sup. Namun, tak salahnya jika Anda menjadikannya sebagai campuran bubur atau nasi tim bayi. walau digunakan sebagai penambah cita rasa, seledri mengandung kalsium dan fosfor yang lumayan. Dalam 100 gram seledri terdapat 50 miligram kalsium, dan fosfor 40 miligram.

2. Bayam. Sayuran berwarna hijau ini mengandung vitamin A (dalam bentuk betakaroten) yang tinggi, yakni 1872 mikrogram/100 gram. Selain itu, bayam juga kaya vitamin B, vitamin C, asam folat, serta mineral kalsium, fosfor, mangan dan zat besi. Bayam juga sangat penting untuk pembentukan otak bayi. bayam merah juga sumber vitamin dan mineral terutama kalsium. Dalam 100 gram bayam merah, terdapat 368 miligram kalsium. Selain itu, bayam merah juga kaya akan fosfor dan zat besi, serta vitamin A,B1 (tiamin) dan C.

3. Labu siam. Kaya akan fosfor dan kalsium. Dalam 100 gram labu siam mengandung 25 miligram fosfor dan 14 miligram kalsium.

4. Wortel. Manjur buat kesehatan mata karena vitamin A-nya yang lumayan tinggi, yaitu sekitar 3600 mikrogram dalam 100 gram wortel.

5. Brokoli. Kaya kalsium dan asam folat. Dalam 100 gram brokoli yang dimasak, terkandung 56 mikrogram asam folat dan 88 miligram kalsium. Hanya saja karena bentuknya yang agak keras, maka brokoli harus benar-benar lunak dan dilumatkan saat disajikan untuk bayi.

6. Tomat. Mengandung vitamin C yang cukup banyak, yakni 40 miligram dalam 100 gram tomat. Selain itu, tomat juga mengandung suatu sat yang disebut likopen. Zat yang memberi warna merah pada buah tomat ini bersifat antioksidan.

Senin, 18 Februari 2013

INFO PENTING BUAT PARA WANITA..... BAGI YG BUKAN, SAMPAIKAN KE SIAPA SAJA, YANG PENTING WANITA.

waspada cermin di toilet umum

Ketika anda masuk ke toilet umum, kamar hotel, fitting room, resto, salon, spa dll, kebanyakan dari anda yakin bhw cermin yg menggantung di dinding kelihatannya spt cermin biasa... Tp sesungguhnya itu memang benar-benar cermin BIASA, atau itu cermin 2 ARAH (orang di belakang cermin itu bisa melihat anda, dan anda tdk dpt melihat mrk), spt cermin pd ruang interogasi kantor polisi yg sering kita saksikan di film.

Bnyk kasus di mana org iseng memasang cermin 2 ARAH di dlm ruang ganti pakaian wanita atau di toilet wanita, terkadang ini ulah nakal OKNUM di situ tnpa sepengetahuan pemilik toko / resto / hotel / salon / spa.

Sangat sulit mengidentifikasi permukaannya hanya dgn melihatnya saja. Bagaimana menentukan dgn pasti apakah cermin itu adlh cermin BIASA atau cermin 2 ARAH..??

LAKUKAN TEST SEDERHANA or TEST KUKU JARI... Caranya, letakkan ujung kuku anda di atas permukaan cermin :

Jika ADA jarak (gap) antara kuku dan bayangan kuku anda di cermin... bsa dikatakan itu adalah cermin BIASA... Aman!

Jika TIDAK ADA jarak (gap), artinya kuku anda lngsung menyentuh bayangan kuku anda di cermin itu adlh cermin 2 ARAH... Sebaiknya Segera Tinggalkan ruangan itu!

Ini cara sederhana tp efektif, anda bsa menyelamatkan diri anda , anak gadis anda, teman wanita anda dari 'perkosaan visual'.
Bnyk wanita tdk menyadari tlh menjadi korban, ingat kasus bbrp thn lalu sekelompok artis direkam aktivitasnya di sebuah toilet studio photo.

Meski anda bukan artis, hal ini tetap dpt menjadi alat PEMERASAN dll, teknologi skrg memudahkan mrk beraksi merekam aktivitas pribadi anda di toilet... dgn HP seharga 500 ribu...!! Bayangkan kalau itu di-upload di internet via Facebook, Twitter dll. Ingatlah selalu.. setiap kali anda melihat cermin di tempat umum tadi... lakukan TEST KUKU JARI...!!

Jumat, 15 Februari 2013

Sebagian Alasan Kenapa Dokter Dokter Di Negara negara Maju "pelit" Kasih Obat ke Anak yang Sakit ?

** Dimana letak Salahnya?**

Malik tergolek lemas. Matanya sayu. Bibirnya pecah-pecah. Wajahnya kian tirus. Di mataku ia berubah seperti anak dua tahun kurang gizi. Biasanya aku selalu mendengar celoteh dan tawanya di pagi hari. Kini tersenyum pun ia tak mau. Sesekali ia muntah. Dan setiap melihatnya muntah, hatiku ...tergores-gores rasanya. Lambungnya diperas habis-habisan seumpama ampas kelapa yang tak lagi bisa mengeluarkan santan. Pedih sekali melihatnya terkaing-kaing seperti itu.

Waktu itu, belum sebulan aku tinggal di Belanda, dan putraku Malik terkena demam tinggi. Setelah tiga hari tak juga ada perbaikan aku membawanya ke huisart (dokter keluarga) kami, dokter Knol namanya.

"Just wait and see. Don’t forget to drink a lot. Mostly this is a viral infection." kata dokter tua itu.




"Ha? Just wait and see? Apa dia nggak liat anakku dying begitu?" batinku meradang. Ya…ya…aku tahu sih masih sulit untuk menentukan diagnosa pada kasus demam tiga hari tanpa ada gejala lain. Tapi masak sih nggak diapa-apain. Dikasih obat juga enggak! Huh! Dokter Belanda memang keterlaluan! Aku betul-betul menahan kesal.

"Obat penurun panas Dok?" tanyaku lagi.
"Actually that is not necessary if the fever below 40 C."

Waks! Nggak perlu dikasih obat panas? Kalau anakku kenapa-kenapa memangnya dia mau nanggung? Kesalku kian membuncah.
Tapi aku tak ingin ngeyel soal obat penurun panas. Sebetulnya di rumah aku sudah memberi Malik obat penurun panas, tapi aku ingin dokter itu memberi obat jenis lain. Sudah lama kudengar bahwa dokter disini pelit obat. Karena itu aku membawa setumpuk obat-obatan dari Indonesia, termasuk obat penurun panas.
Dua hari kemudian, demam Malik tak kunjung turun dan frekuensi muntahnya juga bertambah. Aku segera kembali ke dokter. Tapi si dokter tetap menyuruhku wait and see. Pemeriksaan laboratorium baru akan dilakukan bila panas anakku menetap hingga hari ke tujuh.

"Anakku ini suka muntah-muntah juga Dok," kataku.
Lalu si dokter menekan-nekan perut anakku. "Apakah dia sudah minum suatu obat?"

Aku mengangguk. "Ibuprofen syrup Dok," jawabku.

Eh tak tahunya mendengar jawabanku, si dokter malah ngomel-ngomel,"Kenapa kamu kasih syrup Ibuprofen? Pantas saja dia muntah-muntah. Ibuprofen itu sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak, karena efeknya bisa mengiritasi lambung. Untuk anak-anak lebih baik beri paracetamol saja."

Huuh! Walaupun dokter itu mengomel sambil tersenyum ramah, tapi aku betul-betul jengkel dibuatnya. Jelek-jelek begini gue lulusan fakultas kedokteran tau! Nah kalau buat anak nggak baik kenapa di Indonesia obat itu bertebaran! Batinku meradang.
Untungnya aku masih bisa menahan diri. Tapi setibanya dirumah, suamiku langsung menjadi korban kekesalanku."Lha wong di Indonesia, dosenku aja ngasih obat penurun panas nggak pake diukur suhunya je. Mau 37 keq, 38 apa 39 derajat keq, tiap ke dokter dan bilang anakku sakit panas, penurun panas ya pasti dikasih. Sirup ibuprofen juga dikasih koq ke anak yang panas, bukan cuma parasetamol. Masa dia bilang ibuprofen nggak baik buat anak!" Seperti rentetan peluru, kicauanku bertubi-tubi keluar dari mulutku.

"Mana Malik nggak dikasih apa-apa pulak, cuma suruh minum parasetamol doang, itu pun kalau suhunya diatas 40 derajat C! Duuh memang keterlaluan Yah dokter Belanda itu!"

Suamiku menimpali, "Lho, kalau Mama punya alasan, kenapa tadi nggak bilang ke dokternya?"
Aku menarik napas panjang. "Hmm…tadi aku sudah kadung bete sama si dokter, rasanya ingin buru-buru pulang saja. Tapi…alasannya apa ya?"

Mendadak aku kebingungan. Aku akui, sewaktu praktek menjadi dokter dulu, aku lebih banyak mencontek apa yang dilakukan senior. Tiga bulan menjadi co-asisten di bagian anak memang membuatku kelimpungan dan belajar banyak hal, tapi hanya secuil-secuil ilmu yang kudapat. Persis seperti orang yang katanya travelling keliling Eropa dalam dua minggu. Menclok sebentar di Paris, lalu dua hari pergi ke Roma. Dua hari di Amsterdam, kemudian tiga hari mengunjungi Vienna. Puas beberapa hari berdiam di Berlin dan Swiss, kemudian waktu habis. Tibalah saatnya pulang lagi ke Indonesia. Tampaknya orang itu sudah keliling Eropa, padahal ia hanya mengunjungi ibukota utama saja. Masih banyak sekali negara dan kota-kota di Eropa yang belum disambanginya. Dan itu lah yang terjadi pada kami, pemuda-pemudi fresh graduate from the oven Fakultas Kedokteran. Malah kadang-kadang apa yang sudah kami pelajari dulu, kasusnya tak pernah kami jumpai dalam praktek sehari-hari. Berharap bisa memberikan resep cespleng seperti dokter-dokter senior, akhirnya kami pun sering mengintip resep ajian senior!

Setelah Malik sembuh, beberapa minggu kemudian, Lala, putri pertamaku ikut-ikutan sakit. Suara Srat..srut..srat srut dari hidungnya bersahut-sahutan. Sesekali wajahnya memerah gelap dan bola matanya seperti mau copot saat batuknya menggila. Kadang hingga bermenit-menit batuknya tak berhenti. Sesak rasanya dadaku setiap kali mendengarnya batuk. Suara uhuk-uhuk itu baru reda jika ia memuntahkan semua isi perut dan kerongkongannya. Duuh Gustiiii…kenapa tidak Kau pindahkan saja rasa sakitnya padaku Nyerii rasanya hatiku melihat rautnya yang seperti itu. Kuberikan obat batuk yang kubawa dari Indonesia pada putriku. Tapi batuknya tak kunjung hilang dan ingusnya masih meler saja. Lima hari kemudian, Lala pun segera kubawa ke huisart. Dan lagi-lagi dokter itu mengecewakan aku.

"Just drink a lot," katanya ringan.

Aduuuh Dook! Tapi anakku tuh matanya sampai kayak mata sapi melotot kalau batuk, batinku kesal.

"Apa nggak perlu dikasih antibiotik Dok?" tanyaku tak puas.

"This is mostly a viral infection, no need for an antibiotik," jawabnya lagi.

Ggrh…gregetan deh rasanya. Lalu ngapain dong aku ke dokter, kalo tiap ke dokter pulang nggak pernah dikasih obat.
Paling enggak kasih vitamin keq! omelku dalam hati.

"Lalu Dok, buat batuknya gimana Dok? Batuknya tuh betul-betul terus-terusan," kataku ngeyel.

Dengan santai si dokter pun menjawab,"Ya udah beli aja obat batuk Thyme syrop. Di toko obat juga banyak koq."
Hmm…lumayan lah… kali ini aku pulang dari dokter bisa membawa obat, walau itu pun harus dengan perjuangan ngeyel setengah mati dan walau ternyata isi obat Thyme itu hanya berisi ekstrak daun thyme dan madu.

"Kenapa sih negara ini, katanya negara maju, tapi koq dokternya kayak begini." Aku masih saja sering mengomel soal huisart kami kepada suamiku. Saat itu aku memang belum memiliki waktu untuk berintim-intim dengan internet. Jadi yang ada di kepalaku, cara berobat yang betul adalah seperti di Indonesia.

Di Indonesia, anak-anakku punya langganan beberapa dokter spesialis anak. Dokter-dokter ini pernah menjadi dosenku ketika aku kuliah. Maklum, walaupun aku lulusan fakultas kedokteran, tapi aku malah tidak pede mengobati anak anakku sendiri.
Dan walaupun anak-anakku hanya menderita penyakit sehari-hari yang umum terjadi pada anak seperti demam, batuk pilek, mencret, aku tetap membawa mereka ke dokter anak.
Meski baru sehari, dua atau tiga hari mereka sakit, buru-buru mereka kubawa ke dokter. Tak pernah aku pulang tanpa obat. Dan tentu saja obat dewa itu, sang antibiotik, selalu ada dalam kantong plastik obatku.

Tak lama berselang putriku memang sembuh. Tapi sebulan kemudian ia sakit lagi. Batuk pilek putriku kali ini termasuk ringan, tapi hampir dua bulan sekali ia sakit. Dua bulan sekali memang lebih mendingan karena di Indonesia dulu, hampir tiap dua minggu ia sakit. Karena khawatir ada yang tak beres, lagi-lagi aku membawanya ke huisart.

"Dok anak ini koq sakit batuk pilek melulu ya, kenapa ya Dok.?

Setelah mendengarkan dada putriku dengan stetoskop, melihat tonsilnya, dan lubang hidungnya,huisart-ku menjawab,
"Nothing to worry. Just a viral infection."

Aduuuh Doook… apa nggak ada kata-kata lain selain viral infection seh! Lagi lagi aku sebal.

"Tapi Dok, dia sering banget sakit, hampir tiap sebulan atau dua bulan Dok," aku ngeyel seperti biasa.

Dokter tua yang sebetulnya baik dan ramah itu tersenyum.
"Do you know how many times normally children get sick every year?"

Aku terdiam. Tak tahu harus menjawab apa. "enam kali," jawabku asal.

"Twelve time in a year, researcher said," katanya sambil tersenyum lebar.
"Sebetulnya kamu tak perlu ke dokter kalau penyakit anakmu tak terlalu berat," sambungnya.

Glek! Aku cuma bisa menelan ludah. Dijawab dengan data-data ilmiah seperti itu, kali ini aku pulang ke rumah dengan perasaan malu. Hmm…apa aku yang salah? Dimana salahnya? Ah sudahlah…barangkali si dokter benar, barangkali memang aku yang selama ini kurang belajar.

Setelah aku bisa beradaptasi dengan kehidupan di negara Belanda, aku mulai berinteraksi dengan internet. Suatu saat aku menemukan artikel milik Prof. Iwan Darmansjah, seorang ahli obat-obatan dari Fakultas Kedokteran UI.

Bunyinya begini: "Batuk - pilek beserta demam yang terjadi sekali-kali dalam 6 - 12 bulan sebenarnya masih dinilai wajar.
Tetapi observasi menunjukkan bahwa kunjungan ke dokter bisa terjadi setiap 2 - 3 minggu selama bertahun-tahun."
Wah persis seperti yang dikatakan huisartku, batinku. Dan betul anak-anakku memang sering sekali sakit sewaktu di Indonesia dulu.

"Bila ini yang terjadi, maka ada dua kemungkinan kesalahkaprahan dalam penanganannya," Lanjut artikel itu. "Pertama, pengobatan yang diberikan selalu mengandung antibiotik. Padahal 95% serangan batuk pilek dengan atau tanpa demam disebabkan oleh virus, dan antibiotik tidak dapat membunuh virus.
Di lain pihak, antibiotik malah membunuh kuman baik dalam tubuh, yang berfungsi menjaga keseimbangan dan menghindarkan kuman jahat menyerang tubuh. Ia juga mengurangi imunitas si anak, sehingga daya tahannya menurun. Akibatnya anak jatuh sakit setiap 2 - 3 minggu dan perlu berobat lagi.

Lingkaran setan ini: sakit –> antibiotik-> imunitas menurun -> sakit lagi, akan membuat si anak diganggu panas-batuk-pilek sepanjang tahun, selama bertahun-tahun."

Hwaaaa! Rupanya ini lah yang selama ini terjadi pada anakku. Duuh…duuh..kemana saja aku selama ini sehingga tak menyadari kesalahan yang kubuat sendiri pada anak-anakku.

Eh..sebetulnya..bukan salahku dong. Aku kan sudah membawa mereka ke dokter spesialis anak. Sekali lagi, mereka itu dosenku lho! Masa sih aku tak percaya kepada mereka. Dan rupanya, setelah di Belanda 'dipaksa' tak lagi pernah mendapat antibiotik untuk penyakit khas anak-anak sehari-hari, sekarang kondisi anak-anakku jauh lebih baik. Disini, mereka jadi jarang sakit, hanya diawal-awal kedatangan saja mereka sakit.

Kemudian, aku membaca lagi artikel-artikel lain milik prof Iwan Darmansjah. Dan di suatu titik, aku tercenung mengingat kata-kata 'pengobatan rasional'. Lho…bukankah dulu aku juga pernah mendapatkan kuliah tentang apa itu pengobatan rasional.
Hey! Lalu kemana perginya ingatan itu? Jadi, apa yang selama ini kulakukan, tidak meneliti baik-baik obat yang kuberikan pada anak-anakku, sedikit-sedikit memberi obat penurun panas, sedikit-sedikit memberi antibiotik, baru sehari atau dua hari anak mengalami sakit ringan seperti, batuk, pilek, demam, mencret, aku sudah panik dan segera membawa anak ke dokter, serta sedikit-sedikit memberi vitamin. Rupanya adalah tindakan yang sama sekali tidak rasional! Hmm... kalau begitu, sistem kesehatan di Belanda adalah sebuah contoh sistem yang menerapkan betul apa itu pengobatan rasional.

Belakangan aku pun baru mengetahui bahwa ibuprofen memang lebih efektif menurunkan demam pada anak, sehingga di banyak negara termasuk Amerika Serikat, ibuprofen dipakai secara luas untuk anak anak. Tetapi karena resiko efek sampingnya lebih besar, Belgia dan Belanda menetapkan kebijakan lain. Walaupun obat ibuprofen juga tersedia di apotek dan boleh digunakan untuk usia anak diatas 6 bulan, namun di kedua negara ini, parasetamol tetap dinyatakan sebagai obat pilihan pertama pada anak yang mengalami demam. "Duh, untung ya Yah aku nggak bilang ke huisart kita kalo aku ini di Indonesia adalah seorang dokter. Kalo iya malu-maluin banget nggak sih, ketauan begonya hehe," kataku pada suamiku.

Jadi, bagaimana dengan para orang tua di Indonesia?

Aku tak ingin berbicara terlalu jauh soal mereka-mereka yang tinggal di desa atau orang-orang yang terpinggirkan, ceritanya bisa lain. Karena kekurangan dan ketidakmampuan, untuk kasus penyakit anak sehari-hari, orang-orang desa itu malah relatif 'terlindungi' dari paparan obat-obatan yang tak perlu.
Sementara kita yang tinggal di kota besar, yang cukup berduit, sudah melek sekolah, internet dan pengetahuan, malah kebanyakan selalu dokter-minded dan gampang dijadikan sasaran oleh perusahaan obat dan media. Batuk pilek sedikit ke dokter, demam sedikit ke dokter, mencret sedikit ke dokter. Kalau pergi ke dokter lalu tak diberi obat, biasanya kita malah ngomel-ngomel, 'memaksa' agar si dokter memberikan obat.
Iklan-iklan obat pun bertebaran di media, bahkan tak jarang dokter-dokter 'menjual' obat tertentu melalui media. Padahal mestinya dokter dilarang mengiklankan suatu produk obat.

Dan bagaimana pula dengan teman-teman sejawatku dan dosen-dosenku yang kerap memberikan antibiotik dan obat-obatan yang tidak perlu pada pasien batuk, pilek, demam, mencret? Malah aku sendiri dulu pun melakukannya karena nyontek senior. Apakah manfaatnya lebih besar dibandingkan resikonya? Tentu saja tidak. Biaya pengobatan membengkak, anak malah gampang sakit dan terpapar obat yang tak perlu. Belum lagi bahaya besar jelas mengancam seluruh umat manusia: superbug, resitensi antibiotik! Tapi mengapa semua itu terjadi?

Duuh Tuhan, aku tahu sesungguhnya Engkau tak menyukai sesuatu yang sia-sia dan tak ada manfaatnya. Namun selama ini aku telah alpa. Sebagai orangtua, bahkan aku sendiri yang mengaku lulusan fakultas kedokteran ini, telah terlena dan tak menyadari semuanya. Aku tak akan eling kalau aku tidak menyaksikan sendiri dan tidak tinggal di negeri kompeni ini. Apalagi dengan masyarakat awam, para orangtua baru yang memiliki anak-anak kecil itu. Jadi bagaimana mengurai keruwetan ini seharusnya? Uh! Memikirkannya aku seperti terperosok ke lubang raksasa hitam. Aku tak tahu, sungguh!

Tapi yang pasti kini aku sadar…telah terjadi kesalahan paradigma pada kebanyakan kita di Indonesia dalam menghadapi anak sakit. Disini aku sering pulang dari dokter tanpa membawa obat. Aku ke dokter biasanya 'hanya' untuk konsultasi, memastikan diagnosa penyakit anakku dan penanganan terbaiknya, serta meyakinkan diriku bahwa anakku baik-baik saja.

Tapi di Indonesia, bukankah paradigma yang masih kerap dipegang adalah ke dokter = dapat obat? Sehingga tak jarang dokter malah tidak bisa bertindak rasional karena tuntutan pasien. Aku juga sadar sistem kesehatan di Indonesia memang masih ruwet. Kebijakan obat nasional belum berpihak pada rakyat. Perusahaan obat bebas beraksi‘ tanpa ada peraturan dan hukum yang tegas dari pemerintah. Dokter pun bebas meresepkan obat apa saja tanpa ngeri mendapat sangsi. Intinya, sistem kesehatan yang ada di Indonesia saat ini membuat dokter menjadi sulit untuk bersikap rasional.

Lalu dimana ujung pangkal salahnya? Ah rasanya percuma mencari-cari ujung pangkal salahnya. Menunjuk siapa yang salah pun tak ada gunanya. Tapi kondisi tersebut jelas tak bisa dibiarkan. Siapa yang harus memulai perubahan? Pemerintah, dokter, petugas kesehatan, perusahaan obat, tentu semua harus berubah. Namun, dalam kondisi seperti ini, mengharapkan perubahan kebijakan pemerintah dalam waktu dekat sungguh seperti pungguk merindukan bulan. Yang pasti, sebagai pasien kita pun tak bisa tinggal diam. Siapa bilang pasien tak punya kekuatan untuk merubah sistem kesehatan? Setidaknya, bila pasien 'bergerak', masalah kesehatan di Indonesia, utamanya kejadian pemakaian obat yang tidak rasional dan kesalahan medis tentu bisa diturunkan.

Dikutip dari buku "Smart Patient" karya dr. Agnes Tri Harjaningrum |

Anak Anda ‘Keras Kepala’ ? Inilah 10 Cara Mendidiknya.


Sifat keras kepala anak sering membuat orangtua kebingungan sebab akan lebih sulit diatur dan dilarang untuk melakukan hal-hal tertentu. Sebelum Anda diperdaya dengan jeritan dan tangisan anak berkepanjangan, berikut adalah beberapa tips untuk menghadapinya.

1. Luangkanlah waktu untuk mendengarkan apa sebenarnya yang ia inginkan.

2. Berikan pengertian dengan cara yang lembut pada anak bahwa yang ia pilih bisa jadi merupakan hal yang tidak baik.

3. Ajari anak dengan cara yang seimbang. Dalam hal ini sebaiknya Anda tidak terlalu memanjakan, namun juga tidak terlalu bersikap keras dalam mendidik.

4. Berikan penjelasan dengan bahasa dan makna yang mudah dimengerti anak. Misalnya jika Anda meminta anak untuk tidak melakukan sesuatu, mintalah dengan bahasa yang santun dan mudah dimengerti mereka.

5. Jangan bersikap tidak konsisten di depan anak. Misalnya ketika Anda melarang anak melakukan sesuatu, jangan kemudian Anda memberikannya izin setelah ia menangis keras. Berikan pengertian yang tepat sehingga anak paham akan larangan yang Anda berikan dan apa konsekuensinya.

6. Berilah pengertian bahwa tangisan di depan umum merupakan hal yang buruk dan tidak patut dilakukan. Ajari anak untuk mengungkapkan apa yang ia inginkan dengan cara yang terpuji, dan tidak menangis jika keinginannya tidak dipenuhi.

7. Jika anak tidak mau mengikuti perintah Anda, jangan terlalu memaksanya, terlebih jika tengah berada di tempat umum. Pilihlah waktu yang tepat untuk memberitahunya bahwa yang ia lakukan adalah hal yang keliru.

8. Hindari untuk bersuara keras ketika menyuruh atau melarang anak dalam melakukan sesuatu.

9. Sebisa mungkin, hindari untuk bertengkar dengan pasangan di dekat anak. Bukan tidak mungkin tontonan tersebut bisa diikuti oleh anak Anda.

10. Berikan bentuk penghargaan seperti ucapan terima kasih atau pujian jika Anak melakukan kebaikan, dan beri hukuman yang sesuai dan mendidik jika anak melakukan bentuk kesalahan.



Semoga bermanfaat ya...

Jumat, 08 Februari 2013

PROSES PERKEMBANGAN JANIN

PROSES KEHAMILAN
‎Subhanallah … Allah menciptakan manusia tahap demi tahap.

“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes, air mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu
ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami (nya).(Ghafir:6 7)

Renungkan perjalanan manusia dan Fikirkan keagungan Pencipta Allah.

1. Janin dalam rahim ibu di minggu-minggu pertama, dengan lapisan membrane janin terhubungan dengan asupan makanan.

2. Setelah 8 minggu, janin tidak lagi menggantungkan asupan makanan dari ibu dari membran namun dari tali plasenta.

3. Di fase ini janin melayang di rahim ibu seakan berada di ruang angkasa dan dalam kondisi sangat tenang.

4. Di minggu ke 16 dari usia kehamilan, janin mulai siap memulai perkermbangan tangan dan kaki. Di fase ini mata janin tertutup namun tangan dan kaki mulai bergerak.

5. Di minggu ke 24, paru-paru janin belum terbentuk atau belum berbentuk sempurna. Namun jika ia harus terlahir dalam usia ini, maka ia memiliki kesiapan baik untuk selamat dan hidup.

6. Di fase ini, janin memiliki kesiapan untuk menggerakkan kedua tangannya dan kakinya dan kadang mengedipkan matanya dan kadang-kadang menghisap jari-jarinya.

7. Di fase ini janin mulai merasakan dengan indranya dan mengerti apa yang terjadi di lingkungan luar rahim.

8. Di minggu-minggu terakhir, janin menghabiskan sebagian besar waktunya dengan tidur. Bahkan sebagian studi menegaskan, di fase ini janin sudah “bermimpi”.

9. Di minggu ke 40 atau bulan ke 9 janin sudah sempurna perkembangannya dan menunggu masa kelahiran.

Di sisa-sisa harinya, paru-paru sudah sempurna pembentukannya dan terbentuk ari-ari.
Sebab kelahiran sudah tiba waktunya. Namun janin tetap dalam keadaan tenang tak tahu kalau dia akan terlahir ke dunia.

Subhanallah Maha Suci Allah

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
--------------- --------------- --------------- ---
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahum ma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik


UNTUK ANDA YANG INGIN TIPS DAN INFO CARA CEPAT HAMIL KUNJUNGI DI SINI

4 Kondisi Demam Balita Yang Harus Dibawa ke Dokter

demam anak
Demam memang bukan selalu tanda adanya penyakit. Demam merupakan tanda bahwa sistem daya tahan tubuh sedang bertempur melawan bibit penyakit yang sedang menyerang tubuh. Namun, untuk beberapa kasus, balita yang demam harus dilarikan ke rumah sakit.

1. Suhu tubuh yang terlalu tinggi bisa membahayakan bayi. Jika bayi di bawah 3 bulan mengalami demam lebih dari 37,5 ° C, jangan tunda hubungi dokter. Apalagi, pada suhu ini bayi biasanya sudah mulai terlihat lesu.

2. Untuk anak yang sudah berumur 2 tahun, Anda harus langsung membawanya ke dokter bila dia mengalami masalah atau keluhan, misalnya dia tidak dapat menundukkan kepalanya ke arah dada –salah satu tanda anak yang terserang radang selaput otak.

3. Bila anak demam, lalu dia menjadi banyak menangis atau sering menggerak-gerakkan kakinya dan urinnya lebih kental dari biasanya, bisa jadi dia menderita infeksi saluran kemih. Periksakanlah segera urinnya ke laboratorium.

4. Bila di hari ketiga anak masih demam dan belum tahu apa penyebabnya, maka dia harus diperiksa oleh dokter. Selain flu, penyebab demam biasanya adalah infeksi pada telinga bagian tengah, paru-paru atau saluran kemihnya. Untuk anak-anak di daerah tropis, penyebab demam lain yang harus diwaspadai adalah demam berdarah.

Rabu, 06 Februari 2013

Penyebab Batuk Pada Bayi / Anak dan Cara Mengobatinya

Ya Allah... anakku yang berumur 5 bulan dan 3 tahun terserang batuk... sudah 3 hari belum juga reda, padahal sudah minum obat dari dokter... rupanya batuk sebenarnya tak ada obatnya, hanya perlu kekebalan tubuh yang cukup dan asupan gizi yang cukup akan bisa menyembuhkan sendiri batuk anak kita, jangan lupa terus berdoa kepada Allah swt juga... berikut artikel selengkapnya, semoga dapat membantu untuk bunda yang lain ya..


flu dan batuk anak dan bayi

Batuk dan pilek adalah penyakit yang umum dialami oleh bayi dan anak-anak. Umumnya anak bisa mengalami 6 hingga 12 kali dalam satu tahun, atau dengan kata lain, hampir tiap 1 – 2 bulan sekali bayi dan anak bisa terserang batuk pilek.
Pencetus batuk pilek pada anak memang sulit ditentukan karena banyak faktor penyebab. Beberapa di antaranya adalah :
  1. Tertular anggota keluarga dekat. Orang tua, pengasuh atau anggota keluarga lain yang serumah harus membiasakan diri segera menggunakan masker begitu flu menyerang supaya tidak menular pada anak.
  2. Tertular teman di day care, sekolah, tempat bermain. Public area tempat anak banyak beraktivitas sangat memungkinkan anak mudah tertular batuk pilek dari teman-teman sepermainannya.
  3. Penggunaan penyejuk udara (AC) di malam hari dapat menimbulkan reaksi alergi yang membuat hidung anak tersumbat, menjadi sulit bernafas sehingga anak kemudian bernafas lewat mulut.
  4. Penggunaan kipas angin di kamar yang lalu meniupkan debu ke seluruh penjuru kamar.
  5. Lingkungan yang kurang sehat, polusi tinggi, ada perokok aktif dalam rumah, dll.
  6. Konsumsi makanan yang kurang sehat, misalnya jajan sembarangan, makanan ringan yang membuat tenggorokan gatal, dll.


Karena frekuensinya cukup sering, orang tua sebaiknya paham betul bagaimana menangani anak batuk pilek dengan benar, termasuk penggunaan obat-obatan. Jika tidak, dapat dibayangkan, bayi dan anak akan minum obat hampir tiap bulan.
Batuk

Sebenarnya, batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh dimana refleks batuk dapat membantu mengeluarkan dengan cepat suatu benda yang ada di dalam saluran nafas. Tersedak, infeksi atau lendir yang berlebihan akan dilkeluarkan oleh tubuh melalui mekanisme batuk. Penyebab batuk pada bayi dan anak biasanya adalah virus parainfluenza, respiratory syncytial virus (RSV) dan virus influenza. Batuk juga dapat  muncul karena peningkatan produksi dahak yang dipicu oleh infeksi virus atau alergi.
Lamanya batuk tergantung dari masing-masing penyebab. Batuk yang disebabkan oleh inveksi virus bisa berlangsung hingga 2 minggu. Bisa menjadi lebih lama jika anak sensitif atau alergi.
Pilek

Gejala pilek biasanya ditandai dengan tersumbatnya saluran pernafasan (hidung tersumbat), temperatur tubuh naik atau demam ringan, bersin-bersin, ingus yang cair keluar dari hidung, sakit tenggorokan sehingga sulit menelan, suara serak dan batuk-batuk.
Pilek sebenarnya bukan merupakan penyakit berat, namun terkadang sangat mengganggu.
Atasi dengan Benar

Batuk dan pilek pada bayi dan anak-anak terutama disebabkan oleh infeksi virus. Sesungguhnya tidak ada satu obatpun yang dapat menyembuh batuk pilek, karena hingga saat ini tidak ada obat antivirus untuk batuk dan pilek.  Obat batuk pilek yang tersedia di pasaran sebenarnya hanya berfungsi untuk meringankan gejala batuk pilek yang kadang bisa sangat mengganggu, menyebabkan anak tidak dapat beristirahat dan makan dengan baik.
Karena disebabkan oleh virus, maka batuk pilek pada bayi dan anak sifatnya self-limiting atau dapat sembuh sendiri. Yang dapat menyebabkan sembuh dari batuk pilek  adalah daya tahan tubuh anak itu sendiri. Karenanya upaya meningkatkan daya tahan tubuh anak merupakan poin yang sangat penting untuk mempercepat proses pemulihan.
Lakukan hal berikut untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak yang sedang batuk pilek : 
  1. ASI hingga usia 2 tahun. Antibodi yang terdapat dalam ASI mampu melawan infeksi virus yang menyebabkan batuk pilek. 
  2. Makanan bergizi seimbang dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin seperti apel, jeruk, kiwi, buah naga, dll. 
  3. Istirahat yang cukup. Bantu anak untuk lebih banyak beristirahat selama sakit. Kurangi porsi bermain dan pilih permainan yang tidak terlalu menguras energi. Jika perlu, anak tidak usah bersekolah dulu. 
  4. Jemur pagi. Sinar matahari pagi ternyata dapat meningkatkan kekebalan tubuh si kecil karena selama terpapar sinar matahari pagi, tubuh mengeluarkan lebih banyak sel darah putih.

Sayangnya, seringkali gejala yang dialami anak yang sedang batuk pilek terasa begitu mengganggu. Hidung tersumbat dan batuk yang terus menerus membuat anak malas menyusu, malas makan dan tidak dapat tidur dengan baik. Padahal seperti yang telah diutarakan di atas, ketiga hal tersebut – ASI, makan dan istirahat – sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Dalam kondisi seperti ini, usaha untuk meringankan gejala, baik terapi non farmakologis / non obat ataupun terapi farmakologis / obat diperlukan untuk membuat anak lebih nyaman.
Terapi non farmakologis / non obat

Adalah terapi yang dilakukan untuk meringankan gejala batuk pilek pada anak yang tidak menggunakan intervensi obat-obat kimia. Terapi non farmakologis harus diusahakan semaksimal mungkin terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menggunakan terapi farmakologis / terapi obat.
Banyak hal yang ternyata dapat dilakukan orang tua di rumah (home treatment) untuk membantu mengurangi gejala batuk pilek yang diderita anak. Diantaranya :

Jemur pagi
Selain dapat meningkatkan kekebalan tubuh, sinar matahari juga akan menghangatkan saluran pernafasan si kecil sehingga bisa membantu mengencerkan lendir.
Banyak minum
Tingkatkan asupan cairan pada anak dengan memberinya minum lebih banyak: ASIP, air putih, juice buah. Dengan cara ini, anak terhindar dari dehidrasi, mencegah agar tenggorokan tidak kering serta dahak lebih encer sehingga mudah dilkeluarkan.
Mandikan anak dengan air hangat
Selain tetap menjaga kebersihan tubuh si kecil meskipun sedang sakit, mandi dengan air hangat dapat meningkatkan kelembaban udara dan meringankan batuk.
Terapi uap
Dapat membantu melembabkan udara sehingga membantu melegakan nafas dan mengencerkan lender, lendir jadi mudah dikeluarkan. Caranya : taruh baskom berisi air panas di sudut kamar. Tetesi dengan minyak kayu putih atau minyak lainnya. Biarkan uap memenuhi ruangan dan terhirup oleh si kecil. Sebaiknya AC dimatikan atau jika sangat diperlukan, suhu diatur sedemikian rupa supaya uap tetap terasa dan efektif.
Oles Balsam / Minyak
Hangatkan dada si kecil dengan mengoleskan balsam atau minyak yang sesuai. Cara ini dapat membantu mengencerkan dahak dan melegakan saluran nafas. Pilih produk yang sesuai usia, sehingga anak nyaman dan bukannya jadi kepanasan. Contoh balsam yang bisa dipakai antara lain, Vick Vaprub (sesuaikan dengan usia karena efeknya cukup panas), Transpulmin BB, dll. Sedangkan minyak yang bisa dipakai antara lain : minyak telon, minyak kayu putih, dll.


Berkumur
Untuk anak yang lebih besar, berkumur dengan air garam dapat mengurangi rasa sakit di tenggorokan.
Atur letak bantal
Pada bayi, gunakan bantal yang lebih tinggi pada saat tidur untuk membantu melegakan hidung yang tersumbat.
Bantu anak mengeluarkan ingus yang meler
Bayi  belum dapat diminta untuk menghembuskan hidung sehingga ingus bisa keluar. Padahal ini dapat membantu bayi bernafas lebih lega. Karenanya seka hidung bayi yang beringus dengan tisu atau sapu tangan. Tekan-tekan dengan lembut batang hidungnya (jangan terlalu keras ya ). Tekanan lembut ini dapat membantu mengeluarkan lendir. Untuk membersihkan bekas lendir yang mengering di sekitar lubang hidung, gunakan cotton bud basah dan seka perlahan-lahan. Jangan memasukkan cotton bud terlalu dalam.
Penyedot ingus
Untuk membantu mengeluarkan ingus, di pasaran juga tersedia penyedot ingus (nasal aspirator / nose cleaner). Penggunaannya masih jadi perdebatan karena ada yang berpendapat dapat merusak jaringan dalam hidung. Jika ingin menggunakan, pilih yang berbentuk botol karet kecil dengan ujung plastik untuk menyedot. Model ini menggunakan tekanan udara dari pompa karet untuk membantu menarik ingus dalam hidung. Model ini lebih baik dibanding penyedot ingus model tabung yang dilengkapi dengan selang panjang, dimana penyedot ingus menggunakan tekanan udara dari mulut yang dapat menyebabkan perpindahan bakteri. Gunakan produk dari merek khusus bayi. Baca petunjuk penggunaannya dengan baik. Sterilkan dulu sebelum dipakai. Masukkan ujung penyedot ke dalam lubang hidung, namun jangan terlalu dalam. Lakukan dengan lembut agar tidak mengiritasi hidung bayi. Pastikan alat dicuci bersih dan disterilkan setelah digunakan.
Lendir yang lebih encer akan lebih mudah dikeluarkan anak lewat bersin, ingus di hidung yang meler, batuk atau masuk ke dalam saluran cerna anak. Beberapa anak menggunakan efek muntah untuk membantu mengeluarkan lendir. Karenanya, orang tua tidak perlu panik jika anak yang sedang batuk pilek mendadak jadi lebih sering muntah. Yang penting pastikan asupan cairan dan makanan sesuai dengan jumlah frekuensi muntah. Jangan sampai anak dehidrasi dan kurang gizi karena sering muntah tapi tidak diimbangi dengan masuknya cairan dan makanan yang cukup.
Terapi Farmakologis / obat

Terapi farmakologis / obat dapat digunakan jika terapi non farmakologis belum membuahkan hasil yang maksimal. Ada terapi obat yang dapat dibeli sendiri di apotek untuk swamedikasi, ada terapi obat yang harus berdasarkan resep dokter atau atas diskusi dengan Apoteker.

Untuk keperluan swamedikasi, penggunaan obat sebaiknya hanya jika betul-betul diperlukan dan disesuaikan dengan gejala. Beberapa obat yang dapat moms gunakan adalah :
  1. Larutan obat tetes NaCl fisiologis 0,9 %. Dapat dibeli bebas di apotek. Berguna untuk melembabkan membran hidung yang kering dan meradang karena pilek, alergi atau kelembaban udara yang rendah. Larutan NaCl ini akan bekerja mengurangi sekresi mukosa sehingga membantu membuang ingus dari hidung. Teteskan 1-2 tetes pada masing-masing lubang hidung. Dapat diulang beberapa saat kemudian atau paling tidak 3 kali sehari. Meskipun produk ini dapat digunakan untuk anak dan bayi usia 1 bulan ke atas, penggunaannya harus tetap hati-hati pada bayi yang usianya masih sangat muda.
  2. Paracetamol .  Merupakan obat antipiretik atau penurun panas yang aman digunakan pada bayi dan anak. Sebaiknya hanya digunakan jika anak mengalami demam diatas 38,5 C. Kurang dari suhu itu, sebaiknya optimalkan terapi non obat untuk atasi demam.

Obat Over The Counter (OTC)

Penggunaan obat batuk pilek yang banyak dijual bebas sebaiknya tidak sembarangan. Food and Drug Administration (FDA) sangat menganjurkan agar orang tua  menghindari penggunaan obat batuk pilek yang banyak dijual bebas di pasaran bagi anak-anak di bawah 2 tahun karena potensi efek samping yang dapat membahayakan bayi dan anak < 2 tahun. Di Indonesia sendiri, anjuran FDA tersebut diimplementasikan dengan penetapan dosis yang dimulai dari anak usia 2 tahun. Demi keamanan, orang tua sebaiknya tidak melanggar aturan dosis yang tertera di kemasan obat dengan mencoba-coba memberikan obat OTC ini pada anak usia kurang dari 2 tahun dan memodifikasi sendiri dosis (dosis dikurangi sendiri) tanpa dasar yang tepat.
Antibiotik

Penggunaan antibiotik pada batuk pilek yang disebabkan oleh infeksi virus sangat tidak memiliki dasar. Selain antibiotik tidak akan memberikan efek terapi, efek samping dan resiko resistensi harus menjadi pertimbangan dalam penggunaan antibiotik pada batuk pilek karena infeksi virus.
Karenanya, orang tua sebaiknya mengutamakan dan mengoptimalkan terapi non farmakologis sedemikian rupa dalam menangani bayi dan anak dengan batuk pilek. Jika batuk pilek masih terus berlangsung lebih dari 7 hari meskipun berbagai terapi non farmakologis telah diupayakan, atau jika gejala tampak berat dan sangat mengganggu, sebaiknya segera bawa anak ke Dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.


image : www.mamashealth.com

Senin, 04 Februari 2013

5 Kesalahan Mendidik Anak & Cara Mengatasinya

cara mendidik anak
Kesalahan-kesalahan berikut ini, sering tak kita sadari, padahal berpengaruh buruk pada anak.

1. SMS/BBM tiada henti. Saat anak minta ditemani bermain, mengajak bicara atau sekedar kangen minta dipeluk, Anda tak mempedulikannya karena jari sibuk ber-sms ria. Anak jadi rewel dan menganggu ingin merebut ponsel. Anda jengkel, memanggil pengasuh dan minta pengasuh membawa balita menjauh. Anak belajar memahami bahwa keadirannya tidak penting dan kemudian mengembangkan perilaku masa bodoh. Di usia selanjutnya, saat Anda membutuhkannya, bisa-bisa ia tak peduli.

2. Minta anak berbohong. Ketika terlihat tetangga hendak mampir ke rumah, Anda cepat-cepat berbisik di telinga balita, “Bilang Tante Irma, ibu lagi di kamar mandi, ya,” atau malah disuruh mengatakan ibu sedang pergi. Anak pun paham bahwa berbohong itu boleh. Sedikit demi sedikit ia belajar berbohong, hingga kelak mahir mengelabui Anda.

3. Bermuka dua. Berpura-pura manis saat tetangga datang meminjam majalah. Begitu sang tetangga balik badan, Anda kontan ngedumel, “Minjam melulu. Beli sendiri, kenapa?” Anak belajar bersikap munafik, pura-pura baik supaya dianggap baik.

4.Tidak sportif. Menyaksikan kemenangan anak dalam suatu lomba memang membanggakan. Tapi ketika balita kalah dalam lomba fashion show misalnya, Anda berusaha menghibur hatinya (dan Anda!) dengan kata-kata yang salah, “Duh sayang, kok kamu kalah ya? Padahal kamu tadi oke banget lho! Pasti jurinya salah pilih.” Anak belajar menyalahkan orang lain, tidak menerima kekalahan dan tidak punya cara lebih baik untuk menghibur diri selain menyalahkan.

5. Melanggar lalu lintas. “Ah, tanggung!” begitu baisanya alasan ketika menerobos lampu kuning yang siap merah. Menambah kecepatan untuk menambah kesempatan, memang lebih enak ketimbang memperlambat laju kendaraan dan antre menunggu lampu merah. Kalau anak sudah paham rambu, ia belajar bahwa aturan boleh dilanggar. Kalau anak belum paham rambu, ia akan belajar bahwa lampu kuning artinya boleh jalan. Padahal ini membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Hindari kesalahan!

1. Pikirkan yang akan dilakukan. Anak memperhatikan Anda. Tanyakan pada diri sendiri, “Kalau saya melakukan ini, apa akibatnya?”

2. Terlibat dalam kehidupan anak. Memikirkan kembali dan mengatur prioritas. Apa yang Anda lakukan adalah yang dibutuhkan balita.

3. Sesuaikan pengasuhan dengan usia anak. Sadari perkembangan anak. Ia terus bertumbuh, dan usianya menentukan perilakunya.

4. Buat aturan. Bila Anda bermaksud membentuk perilaku positif anak, tetapkan aturan apa yang tidak boleh dilakukannya.

5. Konsisten. Bila Anda menetapkan aturan untuk anak, patuhi juga aturan yang Anda buat sendiri. Anda melanggar, anak pun melakukannya.

6. Tidak memanjakan, bukan berarti tidak mencintai. Anak butuh cinta bukan dimanjakan. Perilaku anak yang dimanja sama seperti anak yang tak dicintai, senang membuat keributan.

7. Tak melakukan kekerasan, baik fisik, mental maupun verbal. Hukuman fisik atau pelecehan secara verbal membangun anak menjadi sosok yang suka berkelahi.

8. Hargai dan hormati anak. Bila Anda ingin dihargai dan dihormati anak, hargai dan hormati mereka.#ayahbundapsikologi*SM