5 Kesalahan Mendidik Anak & Cara Mengatasinya
 |
cara mendidik anak |
Kesalahan-kesalahan berikut ini, sering tak kita sadari, padahal berpengaruh buruk pada anak.
1. SMS/BBM tiada henti. Saat anak minta ditemani bermain, mengajak
bicara atau sekedar kangen minta dipeluk, Anda tak mempedulikannya
karena jari sibuk ber-sms ria. Anak jadi rewel dan menganggu ingin
merebut ponsel. Anda jengkel, memanggil pengasuh dan minta pengasuh
membawa balita menjauh. Anak belajar memahami bahwa keadirannya tidak
penting dan kemudian mengembangkan perilaku masa bodoh. Di usia
selanjutnya, saat Anda membutuhkannya, bisa-bisa ia tak peduli.
2. Minta anak berbohong. Ketika terlihat tetangga hendak mampir ke
rumah, Anda cepat-cepat berbisik di telinga balita, “Bilang Tante Irma,
ibu lagi di kamar mandi, ya,” atau malah disuruh mengatakan ibu sedang
pergi. Anak pun paham bahwa berbohong itu boleh. Sedikit demi sedikit ia
belajar berbohong, hingga kelak mahir mengelabui Anda.
3.
Bermuka dua. Berpura-pura manis saat tetangga datang meminjam majalah.
Begitu sang tetangga balik badan, Anda kontan ngedumel, “Minjam melulu.
Beli sendiri, kenapa?” Anak belajar bersikap munafik, pura-pura baik
supaya dianggap baik.
4.Tidak sportif. Menyaksikan
kemenangan anak dalam suatu lomba memang membanggakan. Tapi ketika
balita kalah dalam lomba fashion show misalnya, Anda berusaha menghibur
hatinya (dan Anda!) dengan kata-kata yang salah, “Duh sayang, kok kamu
kalah ya? Padahal kamu tadi oke banget lho! Pasti jurinya salah pilih.”
Anak belajar menyalahkan orang lain, tidak menerima kekalahan dan tidak
punya cara lebih baik untuk menghibur diri selain menyalahkan.
5. Melanggar lalu lintas. “Ah, tanggung!” begitu baisanya alasan ketika
menerobos lampu kuning yang siap merah. Menambah kecepatan untuk
menambah kesempatan, memang lebih enak ketimbang memperlambat laju
kendaraan dan antre menunggu lampu merah. Kalau anak sudah paham rambu,
ia belajar bahwa aturan boleh dilanggar. Kalau anak belum paham rambu,
ia akan belajar bahwa lampu kuning artinya boleh jalan. Padahal ini
membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Hindari kesalahan!
1. Pikirkan yang akan dilakukan. Anak memperhatikan Anda. Tanyakan pada
diri sendiri, “Kalau saya melakukan ini, apa akibatnya?”
2. Terlibat dalam kehidupan anak. Memikirkan kembali dan mengatur
prioritas. Apa yang Anda lakukan adalah yang dibutuhkan balita.
3. Sesuaikan pengasuhan dengan usia anak. Sadari perkembangan anak. Ia terus bertumbuh, dan usianya menentukan perilakunya.
4. Buat aturan. Bila Anda bermaksud membentuk perilaku positif anak, tetapkan aturan apa yang tidak boleh dilakukannya.
5. Konsisten. Bila Anda menetapkan aturan untuk anak, patuhi juga
aturan yang Anda buat sendiri. Anda melanggar, anak pun melakukannya.
6. Tidak memanjakan, bukan berarti tidak mencintai. Anak butuh cinta
bukan dimanjakan. Perilaku anak yang dimanja sama seperti anak yang tak
dicintai, senang membuat keributan.
7. Tak melakukan
kekerasan, baik fisik, mental maupun verbal. Hukuman fisik atau
pelecehan secara verbal membangun anak menjadi sosok yang suka
berkelahi.
8. Hargai dan hormati anak. Bila Anda ingin dihargai dan dihormati anak, hargai dan hormati mereka.#ayahbundapsikologi*SM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar